A. Pendahuluan
Komunikasi
pembelajaran yang efektif dan efisien menjadi kebutuhan bersama dosen dan
mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan. Ditinjau dari aspek
kemampuan awal (entry behavior), pengalaman dan kemampuan belajar
mahasiswa sangat heterogen. Dalam perkuliahan konvesional (tatap muka)
keberagaman aspek tersebut, seringkali menyulitkan dosen dalam memberikan
layanan perkuliahan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Pengelolaan layanan perkuliahan yang demikian, menjadi kendala dalam mencapai
standar kompetensi lulusan minimal yang diinginkan. Selain itu bila dikaji dari
karakterisik materi ajar, materi kuliah bidang sipil dan perencanaan secara
umum dapat diklasifikasikan: informasi, konsep, prinsip, prosedur dan
ketrampilan. Belajar prinsip, prosedur dan ketrampilan akan sangat efisien,
bila dalam perkuliahan dosen dibantu dengan media dan sumber belajar berbasis
komputer. Prinsip belajar orang dewasa antara lain mandiri, bertanggung jawab,
dan mengarahkan diri sendiri, maka untuk menyelenggarakan pembelajaran perlu
dirancang sumber belajar dan strategi pengelolaan perkuliahan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip belajar mahasiswa.
Pada abad 20,
sumber belajar lebih berorientasi pada teknologi komputer, informasi dan
komunikasi. Belajar berbasis internet dan pembelajaran berbantuan komputer
sudah menjadi kecenderungan pilihan akademisi untuk mencapai hasil belajar
mahasiswa yang lebih baik.
B. Pembelajaran Berbasis Internet
Pesatnya
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini berdampak positip pada
peningkatan kualitas kinerja berbagai bidang, termasuk peningkatan kualitas di
bidang pendidikan. Beberapa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi di
perguruan tinggi, diantaranya untuk meningkatkan kualitas: sistem informasi
akademik, sistem pengelolaan pembelajaran dan sistem sumber belajar. Semenjak
menjamurnya pemanfaatan internet sebagai sistem pengelolaan pembelajaran,
berbagai istilah bermunculan seperti misalnya: e-learning, online
learning / internet-based learning, e-education atau web-based
learning. Secara global istilah itu memiliki kesamaan. Sedikitnya ada tiga
kawasan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi, yaitu e-learning,
internet-based learning, dan web-based learning.
E-learning adalah konsep
belajar berbasis teknologi elektronika, diantaranya teknologi video, teknologi
audio, teknologi informasi, atau teknologi komunikasi. Menurut Hartanto (2002) e-learning
dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk kampus maya. Definisi e-learning
sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang menyediakan
informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-learning tersebut.
Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di kampus ke dalam
bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Online-based
learning / internet-based learning yaitu konsep pembelajaran yang menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi, khususnya internet. Dimana pembelajaran yang
dilakukan dosen dan proses belajar mahasiswa dilakukan melalui e-mail, forum
diskusi, situs web tertentu, dan semua aplikasi berbasis Internet.
Web-based
learning adalah suatu sistem belajar jarak jauh berbasis teknologi
informasi dengan antarmuka web. Menurut Jolliffe, dkk (2001), web-based
learning (pembelajaran berbasis web) adalah proses pengiriman dan
pengaksesan data untuk mengkoordinasi kumpulan materi pembelajaran menggunakan
sebuah server untuk mengirim materi, sebuah browser untuk mengaksesnya, Transmission
Control protocol (TCP) atau Internet Protocol (IP) dan Hypertext
Transfer Protocol (HTTP) 3 sebagai perantara yang digunakan untuk
menghubungkan komputer host ke internet. HTTP protokol utama yang
digunakan World Wide Web. HTTP diartikan bagaimana sesuatu pesan disusun
dan ditransmisikan.
Karena
istilah-istilah tersebut secara prinsip memiliki pengertian yang sama yaitu
suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet maka dalam makalah ini
pilih satu istilah yaitu internet-based learning. Fery (2000) mengatakan
perkembangan teknologi Internet berjalan sangat cepat dan hampir semua orang
yang sudah mengenalnya ingin beraktifitas dengan fasilitas yang disediakan oleh
teknologi ini. Berbagai informasi dapat diakses melalui halaman-halaman di
alamat situs web internet tertentu. Kemudian apakah perbedaan antara situs web
yang hanya menyampaikan informasi secara general saja, dengan sebuah situs web
pembelajaran yang menyampaikan misi dan materi pendidikan tertentu? Situs web
yang hanya menyampaikan informasi general, umumnya menyampaikan informasi atau
pesan tidak akan menyebabkan penerima (audience) informasi merasa
bertanggung jawab untuk melakukan suatu perbuatan atau penampilan yang dapat
diukur atau dinilai. Seringkali situs web seperti ini menyajikan sesuatu yang
umum untuk memberikan deskripsi mengenai gagasan maupun tentang materi
tertentu. Suatu situs web dikatakan situs web pembelajaran apabila informasi
dan pesan yang disajikan memberi tanggungjawab kepada penerima (audience)
untuk melakukan suatu perbuatan yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
secara instruksional. Situs web pembelajaran selain menampilkan suatu
pengelolaan pembelajaran, juga menyebabkan para penerima program mampu
membuktikan bahwa mereka telah melakukan proses belajar.
Dalam konteks
pengembangan perkuliahan berbasis internet di Jurusan Pendidikan Sipil dan
Perencanaan, perancang materi kuliah (content developer), dosen dan
mahasiswa harus menyamakan konsep dan persepsi bahwa kehadiran materi
perkuliahan berbasis internet bukan untuk menggantikan fungsi dosen dalam
menyampaikan perkuliahan tatap muka, tapi materi online sebagai materi ajar
suplemen atau materi ajar pengayaan untuk mencapai kompetensi minimal yang
diinginkan. Dengan demikian pengelolaan pembelajaran yang terdiri dari
perkuliahan terjadwal, tugas mandiri dan tugas terstruktur dapat dirancang dalam
pengendalian dan monitoring melalui system internet-based learning.
C. Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Internet
Seperti
pertumbuhan aplikasi lain yang tersedia di internet saat ini, kondisi internet-based
learning juga semakin beragam dan selalu mengalami pembaharuan. Jolliffe,
dkk (2001) menyatakan bahwa dari sekian banyak metode dan teknologi yang
dipakai dalam internet-based learning, ada beberapa karakteristik,
yaitu: 1) materi pembelajaran terdiri atas teks, grafik, dan unsur multimedia
seperti video, audio, dan animasi; 2) adanya aplikasi komunikasi yang sinkron
dan tidak sinkron seperti konferensi video (video conference), ruang chat
(chat rooms), atau forum diskusi (discussion forums); 3)
menggunakan sebuah web browser; 4) penyimpanan, pemeliharaan dan
pengadministrasian materi dilakukan di dalam web server; dan 5)
menggunakan protokol TCP/IP dan HTTP untuk memfasilitasi komunikasi diantara
mahasiswa dan materi pembelajaran atau sumber pembelajaran.
Soekartawi
(2002) menjelaskan bahwa sebuah internet-based learning harus memiliki
beberapa karakteristik, yaitu: 1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di
mana dosen dan mahasiswa, mahasiswa dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama
dosen dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler; 2) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan
computer networks); 3) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self
learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh dosen
dan mahasiswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya;
dan 4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat di komputer
setiap saat. 5
D. Cara Penyampaian Pembelajaran Berbasis
Internet
Jolliffe dkk.
(2001) menyampaikan bahwa cara penyampaian materi ajar (delivery system)
pembelajaran berbasis internet dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, komunikasi
satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way
communication). Komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat dilakukan
menggunakan 2 cara di atas. Komunikasi pembelajaran sebaiknya dilakukan
komunikasi dua arah, yaitu:
1.
Cara langsung (synchronous) melibatkan orang-orang yang berkomunikasi
secara real-time, artinya pada saat dosen menyampaikan materi ajar
mahasiswa dapat langsung terlibat dan dapat berkomunikasi dengan dosen. Cara
komunikasi synchronous dapat diaplikasikan dengan menggunakan fasilitas chat
rooms, real-time audio, discussion forums dan computer
video conferencing.
2. Cara tidak
langsung (asynchronous), artinya penyampaian materi ajar oleh dosen
tidak dilaksanakan secara langsung kepada mahasiswa tapi dilakukan dengan
mempersiapkan materi ajar untuk di download ataupun mengirim materi
melalui e-mail.
E. Kemanfaatan Pembelajaran Berbasis
Internet
Kemanfaatan
pembelajaran berbasis internet antara lain: 1) pembelajaran dapat disampaikan
kapan dan dimana saja, 2) dapat menggunakan beberapa elemen dari pembelajaran
berbasis CD-ROM tetapi menambahkan unsur komunikasi, 3) materi pembelajaran
relatif mudah diperbaharui, 4) meningkatkan interaksi pembelajaran, 5)
memungkinkan mahasiswa melakukan komunikasi formal dan informal, 6)
memungkinkan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan atau tugas, 7) dapat
menggunakan berbagai sumber yang telah ada di internet, 8) dapat berkomunikasi
secara real time menggunakan video conference, video streaming,
atau ruang diskusi, 9) mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan bermacam
unsur media teks, grafik, audio, video, dan animasi ke dalam materi ajar, 10)
mahasiswa untuk beberapa hal lebih leluasa menyampaikan gagasan / pendapat
kepada dosen dan kepada sesame mahasiswa (Jolliffe, dkk, 2001).
Sintesis
terhadap beberapa perguruan tinggi yang telah lebih dulu menerapkan web
pembelajaran, akan diperoleh 4 bagian kemanfaatan yaitu: 1) bagi lembaga
pendidikan, 2) bagi mahasiswa, 3) bagi masyarakat pada umumnya dan 4) bagi
dunia akademis. Kemanfaatan yang akan diperoleh diantaranya: dapat memperpendek
jarak komunikasi dengan pemangku kepentingan, memperluas jaringan dengan mitra
kerja dan mitra pasar, biaya komunikasi dan transportasi lebih terkendali,
meningkatkan citra lembaga pendidikan sebagai sekolah tinggi yang profesional,
meningkatkan layanan pendidikan, menyederhanakan beberapa proses akademik,
meningkatkan produktivitas, mempermudah akses informasi, dan meningkatkan
fleksibilitas. Kemanfaatan bagi mahasiswa antara lain: dapat mengakses sumber
informasi (materi ajar pengayaan) yang relatif baru dan cepat, meningkatkan
kompetensi mahasiswa sebagai calon guru profesional, memperpendek masa studi,
dan memiliki wawasan global. Kemanfaatan bagi komunitas bidang sipil dan
perencanaan yaitu: dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga
professional. Bagi dunia akademis memberikan kemanfaatan antara lain:
memberikan strategi alternatif dalam menyampaikan materi perkuliahan dan materi
pengayaan untuk tugas mandiri/terstruktur, membuka peluang untuk mengembangkan
pola pendidikan dan pelatihan yang bermutu, untuk mempercepat media informasi
hasil penelitian terapan, dan mempercepat dosen menemukan teori dan konsep baru
di dunia maya.
F. Keterbatasan Pembelajaran Berbasis
Internet
Keterbatasan pembelajaran berbasis
internet memiliki kaitan yang erat dengan keterbatasan teknis dari teknologi
komunikasi, komputer dan internet itu sendiri. Dengan berjalannya waktu masalah
tersebut akan berkurang, walaupun demikian tentunya masalah baru akan berganti.
Jolliffe, dkk (2001) menyatakan keterbatasan pembelajaran berbasis internet
meliputi: komunikasi dan interaksi hanya dilakukan di depan komputer, kegiatan
pembelajaran menjadi mahal, dosen harus memiliki pengetahuan tentang merancang
materi pembelajaran berbasis komputer, terbatasnya bandwidth menimbulkan
masalah ketika men-download materi ajar yang terintegrasi dengan grafis,
video atau animasi, beberapa kegiatan pembelajaran meminta mahasiswa memiliki
komputer yang khusus, serta mahasiswa dan dosen harus memiliki pengetahuan dan
ketrampilan untuk mengakses internet.
Menurut
Sukartawi (2002) keterbatasan dari pemanfaatan internet untuk pembelajaran
yaitu: kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar
mahasiswa itu sendiri, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek
sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial, proses
belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan,
bergesernya peran dosen dari yang semula sebagai penyampai pengetahuan menjadi
fasilitator, pembimbing dan pengarah kegiatan belajar mahasiswa, dosen dituntut
mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT, mahasiswa yang tidak
mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, dan tidak semua tempat
tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, jaringan komunikasi ataupun komputer).
G. Komponen Pembelajaran Berbasis Internet
Jolliffe,
dkk. (2001) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis internet mencakup seluruh
atau sebagian dari elemen-elemen berikut:
1)
A learning event plan (rencana kegiatan pembelajaran)
Rencana kegiatan
pembelajaran mendeskripsikan dan mengarahkan berbagai kegiatan belajar,
penilaian hasil belajar mahasiswa secara detail, dan waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan aktivitas belajar mahasiswa. 8
2)
Learning materials presentation (penyajian
materi kuliah)
Komponen materi
pembejaran diresentasikan ke mahasiswa, seperti halnya penyajian materi dengan setting
tatap muka (face to face). Materi-materi secara khusus dibuat dengan
teks yang didukung dengan variasi media untuk meningkatkan penyampaian materi
pembelajaran. Komponen ini juga dapat melibatkan interaksi mahasiswa melalui
pemberian kuis, pertanyaan terbuka, dan ringkasan yang dibuat mahasiswa.
3)
Learner assessment (penilaian)
Metode penilaian
yang digunakan dalam komponen ini akan berubah-ubah tergantung dari kebutuhan
mahasiswa dan topik yang dipelajari, tapi pada dasarnya terdapat tiga tipe
penilaian yaitu: online quiz (kuis online), written assignment to be
completed offline (tugas tertulis yang diselesaikan secara offline), dan examination
(ujian).
4)
Internet resources (sumber-sumber
internet)
Sumber-sumber
internet tersedia untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman
terhadap materi. Sumber-sumber ini dapat berupa perpustakaan online dan
daftar website yang relevan.
5)
Instructional support (layanan pembelajaran)
Layanan
pembelajaran berbasis internet meliputi layanan elektronik dan fasilitator bagi
mahasiswa. Layanan elektronik dapat dibuat dalam bentuk daftar istilah atau
daftar pertanyaan yang sering disampaikan (Frequently Asked Questions).
Layanan fasilitator meliputi: e-mail, mailing list atau
konferensi dengan menggunakan komputer.
6)
Technical support (layanan teknis)
Layanan meliputi
beberapa bentuk bantuan teknis yang akan menjawab pertanyaan mahasiswa yang
berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran atau komputer itu
sendiri.
SUMBER
:
1.
Alan Jolliffe, Jonathan Riter and David Stevens. (2001) The
On line Learning Hand Book, Canada : Kogan Page Limited.
2.
Deanie French, at al. (1999) Internet Based Learning : An
Introducton and Framework for Higher Education and Business, Canada : Kogan
Page Limited.
3.
Evan Steiner, Education in the electronic age : applying
new information tecnologies to student education, http://www.tryoung.com
/learningcircus/003steiner.html
4.
Fred Percival, Ray Land, and Denis Edgar-Nevill, (1995) Computer
Assisted and Open Acces Education, New Jersey : Kogan Page Limited.
5.
French, Deanie, Charles Hale, Charles Johnson, and Gerald
Farr. (1999) Internet Based Learning (An Introduction and Framework for
Higher Education and Business. London: Kogan Page Limited.
6.
Hartanto, Antonius Aditya dan Onno W. Purbo. (2002) Teknologi
e-learning berbasis PHP dan MySQL. Jakarta. Elex Media Komputindo.
7.
Mike McConnell, Rachel A. Harris, Ian Heywood, Issues
Affecting Virtual Universities, Http://www.codl.org/resources/vdoc4.asp
8.
Michael Barker, E-education is the New New Thing,
http://www.strategy-business.com/strategy/001100/page1.html
9.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002) e-Education Konsep,
Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
10.
Sunaryo Soenarto. (2001) “Membangun E-Learning sebagai
Alternatif Pendidikan Bangsa”. Makalah disampaikan dalam Seminar Regional di
kampus UTY
11.
Sunaryo Soenarto. (2006) Pemanfaatan Teknologi Komunikasi
dan Informasi Untuk Mengembangkan Sumber Belajar Bidang Penyuluhan Pertanian. Jurnal
STPP Magelang
12.
Thomas J. Leornard, The top 10 unique features and benefit
of the virtual classroom, thomas@thomasleornard.com.