Logo Gunadarma

Logo Gunadarma
Universitas Gunadarma

Rabu, 20 Maret 2013

Internet Based


A.        Pendahuluan
Komunikasi pembelajaran yang efektif dan efisien menjadi kebutuhan bersama dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan. Ditinjau dari aspek kemampuan awal (entry behavior), pengalaman dan kemampuan belajar mahasiswa sangat heterogen. Dalam perkuliahan konvesional (tatap muka) keberagaman aspek tersebut, seringkali menyulitkan dosen dalam memberikan layanan perkuliahan yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Pengelolaan layanan perkuliahan yang demikian, menjadi kendala dalam mencapai standar kompetensi lulusan minimal yang diinginkan. Selain itu bila dikaji dari karakterisik materi ajar, materi kuliah bidang sipil dan perencanaan secara umum dapat diklasifikasikan: informasi, konsep, prinsip, prosedur dan ketrampilan. Belajar prinsip, prosedur dan ketrampilan akan sangat efisien, bila dalam perkuliahan dosen dibantu dengan media dan sumber belajar berbasis komputer. Prinsip belajar orang dewasa antara lain mandiri, bertanggung jawab, dan mengarahkan diri sendiri, maka untuk menyelenggarakan pembelajaran perlu dirancang sumber belajar dan strategi pengelolaan perkuliahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip belajar mahasiswa.
Pada abad 20, sumber belajar lebih berorientasi pada teknologi komputer, informasi dan komunikasi. Belajar berbasis internet dan pembelajaran berbantuan komputer sudah menjadi kecenderungan pilihan akademisi untuk mencapai hasil belajar mahasiswa yang lebih baik.

B.        Pembelajaran Berbasis Internet
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini berdampak positip pada peningkatan kualitas kinerja berbagai bidang, termasuk peningkatan kualitas di bidang pendidikan. Beberapa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi di perguruan tinggi, diantaranya untuk meningkatkan kualitas: sistem informasi akademik, sistem pengelolaan pembelajaran dan sistem sumber belajar. Semenjak menjamurnya pemanfaatan internet sebagai sistem pengelolaan pembelajaran, berbagai istilah bermunculan seperti misalnya: e-learning, online learning / internet-based learning, e-education atau web-based learning. Secara global istilah itu memiliki kesamaan. Sedikitnya ada tiga kawasan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi, yaitu e-learning, internet-based learning, dan web-based learning.
E-learning adalah konsep belajar berbasis teknologi elektronika, diantaranya teknologi video, teknologi audio, teknologi informasi, atau teknologi komunikasi. Menurut Hartanto (2002) e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk kampus maya. Definisi e-learning sendiri sebenarnya sangatlah luas bahkan sebuah portal yang menyediakan informasi tentang suatu topik dapat tercakup dalam lingkup e-learning tersebut. Namun, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di kampus ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Online-based learning / internet-based learning yaitu konsep pembelajaran yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya internet. Dimana pembelajaran yang dilakukan dosen dan proses belajar mahasiswa dilakukan melalui e-mail, forum diskusi, situs web tertentu, dan semua aplikasi berbasis Internet.
Web-based learning adalah suatu sistem belajar jarak jauh berbasis teknologi informasi dengan antarmuka web. Menurut Jolliffe, dkk (2001), web-based learning (pembelajaran berbasis web) adalah proses pengiriman dan pengaksesan data untuk mengkoordinasi kumpulan materi pembelajaran menggunakan sebuah server untuk mengirim materi, sebuah browser untuk mengaksesnya, Transmission Control protocol (TCP) atau Internet Protocol (IP) dan Hypertext Transfer Protocol (HTTP) 3 sebagai perantara yang digunakan untuk menghubungkan komputer host ke internet. HTTP protokol utama yang digunakan World Wide Web. HTTP diartikan bagaimana sesuatu pesan disusun dan ditransmisikan.
Karena istilah-istilah tersebut secara prinsip memiliki pengertian yang sama yaitu suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet maka dalam makalah ini pilih satu istilah yaitu internet-based learning. Fery (2000) mengatakan perkembangan teknologi Internet berjalan sangat cepat dan hampir semua orang yang sudah mengenalnya ingin beraktifitas dengan fasilitas yang disediakan oleh teknologi ini. Berbagai informasi dapat diakses melalui halaman-halaman di alamat situs web internet tertentu. Kemudian apakah perbedaan antara situs web yang hanya menyampaikan informasi secara general saja, dengan sebuah situs web pembelajaran yang menyampaikan misi dan materi pendidikan tertentu? Situs web yang hanya menyampaikan informasi general, umumnya menyampaikan informasi atau pesan tidak akan menyebabkan penerima (audience) informasi merasa bertanggung jawab untuk melakukan suatu perbuatan atau penampilan yang dapat diukur atau dinilai. Seringkali situs web seperti ini menyajikan sesuatu yang umum untuk memberikan deskripsi mengenai gagasan maupun tentang materi tertentu. Suatu situs web dikatakan situs web pembelajaran apabila informasi dan pesan yang disajikan memberi tanggungjawab kepada penerima (audience) untuk melakukan suatu perbuatan yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan secara instruksional. Situs web pembelajaran selain menampilkan suatu pengelolaan pembelajaran, juga menyebabkan para penerima program mampu membuktikan bahwa mereka telah melakukan proses belajar.
Dalam konteks pengembangan perkuliahan berbasis internet di Jurusan Pendidikan Sipil dan Perencanaan, perancang materi kuliah (content developer), dosen dan mahasiswa harus menyamakan konsep dan persepsi bahwa kehadiran materi perkuliahan berbasis internet bukan untuk menggantikan fungsi dosen dalam menyampaikan perkuliahan tatap muka, tapi materi online sebagai materi ajar suplemen atau materi ajar pengayaan untuk mencapai kompetensi minimal yang diinginkan. Dengan demikian pengelolaan pembelajaran yang terdiri dari perkuliahan terjadwal, tugas mandiri dan tugas terstruktur dapat dirancang dalam pengendalian dan monitoring melalui system internet-based learning.

C.        Karakteristik Pembelajaran Berbasis Internet
Seperti pertumbuhan aplikasi lain yang tersedia di internet saat ini, kondisi internet-based learning juga semakin beragam dan selalu mengalami pembaharuan. Jolliffe, dkk (2001) menyatakan bahwa dari sekian banyak metode dan teknologi yang dipakai dalam internet-based learning, ada beberapa karakteristik, yaitu: 1) materi pembelajaran terdiri atas teks, grafik, dan unsur multimedia seperti video, audio, dan animasi; 2) adanya aplikasi komunikasi yang sinkron dan tidak sinkron seperti konferensi video (video conference), ruang chat (chat rooms), atau forum diskusi (discussion forums); 3) menggunakan sebuah web browser; 4) penyimpanan, pemeliharaan dan pengadministrasian materi dilakukan di dalam web server; dan 5) menggunakan protokol TCP/IP dan HTTP untuk memfasilitasi komunikasi diantara mahasiswa dan materi pembelajaran atau sumber pembelajaran.
Soekartawi (2002) menjelaskan bahwa sebuah internet-based learning harus memiliki beberapa karakteristik, yaitu: 1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di mana dosen dan mahasiswa, mahasiswa dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama dosen dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler; 2) memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks); 3) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; dan 4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat di komputer setiap saat. 5

D.        Cara Penyampaian Pembelajaran Berbasis Internet
Jolliffe dkk. (2001) menyampaikan bahwa cara penyampaian materi ajar (delivery system) pembelajaran berbasis internet dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication). Komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat dilakukan menggunakan 2 cara di atas. Komunikasi pembelajaran sebaiknya dilakukan komunikasi dua arah, yaitu:
1. Cara langsung (synchronous) melibatkan orang-orang yang berkomunikasi secara real-time, artinya pada saat dosen menyampaikan materi ajar mahasiswa dapat langsung terlibat dan dapat berkomunikasi dengan dosen. Cara komunikasi synchronous dapat diaplikasikan dengan menggunakan fasilitas chat rooms, real-time audio, discussion forums dan computer video conferencing.
2. Cara tidak langsung (asynchronous), artinya penyampaian materi ajar oleh dosen tidak dilaksanakan secara langsung kepada mahasiswa tapi dilakukan dengan mempersiapkan materi ajar untuk di download ataupun mengirim materi melalui e-mail.

E.        Kemanfaatan Pembelajaran Berbasis Internet
Kemanfaatan pembelajaran berbasis internet antara lain: 1) pembelajaran dapat disampaikan kapan dan dimana saja, 2) dapat menggunakan beberapa elemen dari pembelajaran berbasis CD-ROM tetapi menambahkan unsur komunikasi, 3) materi pembelajaran relatif mudah diperbaharui, 4) meningkatkan interaksi pembelajaran, 5) memungkinkan mahasiswa melakukan komunikasi formal dan informal, 6) memungkinkan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dan atau tugas, 7) dapat menggunakan berbagai sumber yang telah ada di internet, 8) dapat berkomunikasi secara real time menggunakan video conference, video streaming, atau ruang diskusi, 9) mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan bermacam unsur media teks, grafik, audio, video, dan animasi ke dalam materi ajar, 10) mahasiswa untuk beberapa hal lebih leluasa menyampaikan gagasan / pendapat kepada dosen dan kepada sesame mahasiswa (Jolliffe, dkk, 2001).
Sintesis terhadap beberapa perguruan tinggi yang telah lebih dulu menerapkan web pembelajaran, akan diperoleh 4 bagian kemanfaatan yaitu: 1) bagi lembaga pendidikan, 2) bagi mahasiswa, 3) bagi masyarakat pada umumnya dan 4) bagi dunia akademis. Kemanfaatan yang akan diperoleh diantaranya: dapat memperpendek jarak komunikasi dengan pemangku kepentingan, memperluas jaringan dengan mitra kerja dan mitra pasar, biaya komunikasi dan transportasi lebih terkendali, meningkatkan citra lembaga pendidikan sebagai sekolah tinggi yang profesional, meningkatkan layanan pendidikan, menyederhanakan beberapa proses akademik, meningkatkan produktivitas, mempermudah akses informasi, dan meningkatkan fleksibilitas. Kemanfaatan bagi mahasiswa antara lain: dapat mengakses sumber informasi (materi ajar pengayaan) yang relatif baru dan cepat, meningkatkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru profesional, memperpendek masa studi, dan memiliki wawasan global. Kemanfaatan bagi komunitas bidang sipil dan perencanaan yaitu: dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga professional. Bagi dunia akademis memberikan kemanfaatan antara lain: memberikan strategi alternatif dalam menyampaikan materi perkuliahan dan materi pengayaan untuk tugas mandiri/terstruktur, membuka peluang untuk mengembangkan pola pendidikan dan pelatihan yang bermutu, untuk mempercepat media informasi hasil penelitian terapan, dan mempercepat dosen menemukan teori dan konsep baru di dunia maya.

F.         Keterbatasan Pembelajaran Berbasis Internet
            Keterbatasan pembelajaran berbasis internet memiliki kaitan yang erat dengan keterbatasan teknis dari teknologi komunikasi, komputer dan internet itu sendiri. Dengan berjalannya waktu masalah tersebut akan berkurang, walaupun demikian tentunya masalah baru akan berganti. Jolliffe, dkk (2001) menyatakan keterbatasan pembelajaran berbasis internet meliputi: komunikasi dan interaksi hanya dilakukan di depan komputer, kegiatan pembelajaran menjadi mahal, dosen harus memiliki pengetahuan tentang merancang materi pembelajaran berbasis komputer, terbatasnya bandwidth menimbulkan masalah ketika men-download materi ajar yang terintegrasi dengan grafis, video atau animasi, beberapa kegiatan pembelajaran meminta mahasiswa memiliki komputer yang khusus, serta mahasiswa dan dosen harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengakses internet.
Menurut Sukartawi (2002) keterbatasan dari pemanfaatan internet untuk pembelajaran yaitu: kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial, proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan, bergesernya peran dosen dari yang semula sebagai penyampai pengetahuan menjadi fasilitator, pembimbing dan pengarah kegiatan belajar mahasiswa, dosen dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT, mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal, dan tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, jaringan komunikasi ataupun komputer).

G.        Komponen Pembelajaran Berbasis Internet
Jolliffe, dkk. (2001) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis internet mencakup seluruh atau sebagian dari elemen-elemen berikut:
1)      A learning event plan (rencana kegiatan pembelajaran)
Rencana kegiatan pembelajaran mendeskripsikan dan mengarahkan berbagai kegiatan belajar, penilaian hasil belajar mahasiswa secara detail, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas belajar mahasiswa. 8
2)      Learning materials presentation (penyajian materi kuliah)
Komponen materi pembejaran diresentasikan ke mahasiswa, seperti halnya penyajian materi dengan setting tatap muka (face to face). Materi-materi secara khusus dibuat dengan teks yang didukung dengan variasi media untuk meningkatkan penyampaian materi pembelajaran. Komponen ini juga dapat melibatkan interaksi mahasiswa melalui pemberian kuis, pertanyaan terbuka, dan ringkasan yang dibuat mahasiswa.
3)      Learner assessment (penilaian)
Metode penilaian yang digunakan dalam komponen ini akan berubah-ubah tergantung dari kebutuhan mahasiswa dan topik yang dipelajari, tapi pada dasarnya terdapat tiga tipe penilaian yaitu: online quiz (kuis online), written assignment to be completed offline (tugas tertulis yang diselesaikan secara offline), dan examination (ujian).
4)       Internet resources (sumber-sumber internet)
Sumber-sumber internet tersedia untuk membantu mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi. Sumber-sumber ini dapat berupa perpustakaan online dan daftar website yang relevan.
5)      Instructional support (layanan pembelajaran)
Layanan pembelajaran berbasis internet meliputi layanan elektronik dan fasilitator bagi mahasiswa. Layanan elektronik dapat dibuat dalam bentuk daftar istilah atau daftar pertanyaan yang sering disampaikan (Frequently Asked Questions). Layanan fasilitator meliputi: e-mail, mailing list atau konferensi dengan menggunakan komputer.
6)      Technical support (layanan teknis)
Layanan meliputi beberapa bentuk bantuan teknis yang akan menjawab pertanyaan mahasiswa yang berkenaan dengan kegiatan pembelajaran, sumber pembelajaran atau komputer itu sendiri. 

SUMBER :
1.      Alan Jolliffe, Jonathan Riter and David Stevens. (2001) The On line Learning Hand Book, Canada :  Kogan Page Limited.
2.      Deanie French, at al. (1999) Internet Based Learning : An Introducton and Framework for Higher Education and Business, Canada : Kogan Page Limited.
3.      Evan Steiner, Education in the electronic age : applying new information tecnologies to student education, http://www.tryoung.com /learningcircus/003steiner.html
4.      Fred Percival, Ray Land, and Denis Edgar-Nevill, (1995) Computer Assisted and Open Acces Education, New Jersey : Kogan Page Limited.
5.      French, Deanie, Charles Hale, Charles Johnson, and Gerald Farr. (1999) Internet Based Learning (An Introduction and Framework for Higher Education and Business. London: Kogan Page Limited.
6.      Hartanto, Antonius Aditya dan Onno W. Purbo. (2002) Teknologi e-learning berbasis PHP dan MySQL. Jakarta. Elex Media Komputindo.
7.      Mike McConnell, Rachel A. Harris, Ian Heywood, Issues Affecting Virtual Universities, Http://www.codl.org/resources/vdoc4.asp
8.      Michael Barker, E-education is the New New Thing, http://www.strategy-business.com/strategy/001100/page1.html
9.      Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002) e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
10.  Sunaryo Soenarto. (2001) “Membangun E-Learning sebagai Alternatif Pendidikan Bangsa”. Makalah disampaikan dalam Seminar Regional di kampus UTY
11.  Sunaryo Soenarto. (2006) Pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi Untuk Mengembangkan Sumber Belajar Bidang Penyuluhan Pertanian. Jurnal STPP Magelang
12.  Thomas J. Leornard, The top 10 unique features and benefit of the virtual classroom, thomas@thomasleornard.com.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar